BITNews.id – Saat ini, dunia sedang bergerak ke era digitalisasi, tak terkecuali Indonesia. Namun, masih ada sederet masalah yang dihadapi dalam melahirkan masyarakat digital di Indonesia.
Dalam konteks talenta digital, misalnya, bagaimanapun developer memegang peran penting dalam proses mewujudkan informasi dan transportasi digital di Indonesia. Namun sayangnya, jumlah developer masih sangat terbatas. Dari hasil survei World Digital Competitive 2022 menyebut bahwa daya saing digital Indonesia berada di peringkat 56 dari 63 negara.
Di sisi lain, menurut Mohamed Salim, Direktur Innovation Factory, meski saat ini 41 persen masyarakat Indonesia ada dalam usia produktif, namun mereka masih perlu diberikan pelatihan soft skill untuk menghadapi era digital, seperti critical thinking, creativity, communication, dan collaboration.
Dengan pondasi ini, digital talent atau talenta digital akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan situasi kerja di masa depan yang cepat bertransformasi. Sekarang, Indonesia harus mengalami gap sebesar 600 ribu digital talent setiap tahunnya. Bahkan di tahun 2030 Indonesia akan membutuhkan 16 hingga 17 juta talenta digital untuk mendukung Indonesia digital.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, jika mengandalkan kurikulum nasional atau kebijakan pendidikan, maka akan membutuhkan waktu lama dan proses yang sangat panjang.
Oleh karena itu dibutuhkan peran stakeholders lainnya seperti perusahaan teknologi atau platform edutech materi hardskill dan komunitas developer untuk mendukung proses upskilling kemampuan para teknologi developer.
Ini juga berguna untuk menutup gap talenta digital di Indonesia agar siap memenuhi kebutuhan talenta di era digital ekonomi Indonesia ini.
Dari masalah-masalah inilah Microsoft berinisiatif untuk mengambil bagian dalam membantu dan mewujudkan Indonesia digital melalui acara Dev//Verse 2022 Empowering Developer Universe.
“Kami percaya, dengan inisiatif ini bisa membantu mempercepat akselerasi transformasi digital untuk masyarakat Indonesia, termasuk developer, ekosistem startup, dunia usaha dan juga pelayanan publik,” kata Dharma Simorangkir, Presiden Direktur Microsoft Indonesia dikutip pada laman kumparan, Selasa (22/3).
Lebih lanjut ia menjelaskan, ada empat hal penting yang menjadi landasan transformasi digital, yakni innovation platform, digital native, sustainability, dan digital talent.
Innovation platform misalnya, kata Dharma, seiring dengan berjalan waktu, dunia fisik dan dunia digital menjadi semakin bias. Sehingga diperlukan inovasi berbasis teknologi yang membuka cara baru untuk berinteraksi dan beraktivitas. Contohnya teknologi immersive.
“Melihat empat hal yang sangat penting ini, maka kami menyelenggarakan Dev//Verse. Ada empat topik utama yang kami angkat,” kata Dharma.
Di hari pertama, topik yang akan diangkat adalah mengenal lebih dekat teknologi immersive. Ini adalah teknologi yang menggabungkan dunia fisik dan digital, teknologi yang telah menjadi gelombang inovasi baru di Indonesia. Faktanya, ini sudah diimplementasikan secara sukses di industri dalam negeri seperti transportasi dan manufaktur.
Hari kedua, kata Dharma, akan membahas digital native dan sustainability. Bagaimana microsoft bisa mendukung perkembangan startup di Indonesia dan memiliki masa depan yang lebih berkelanjutan.
Sementara hari ketiga akan berbicara soal developer tools yang disediakan microsoft mulai dari data, infra, apps, hingga end to end security dan identity.
Dan hari keempat, akan membahas berbagai program dan platform pengembangan untuk talenta digital yang inklusif yang membuat semakin luas kesempatan berkarir untuk talenta digital Indonesia.
Sejumlah pembicara top turut berdiskusi dalam acara ini, antara lain; Dharma Simorangkir, President Director Microsoft Indonesia; Nina Wirahadikusumah, Business Strategy Director Microsoft Indonesia; Panji Wasmana, National Technology Officer Microsoft Indonesia dan masih banyak lagi. (sumber: kumparan)








Discussion about this post