BITNews.id – Pendemi covid 19 telah membawa dampak besar bagi masyarakat. Apalagi bagi mereka yang harus bekerja di luar ruangan.
Raja tondi (20) misalnya, seorang pedagang gorengan di depan UNJA, Mendalo Darat. Disamping status nya sebagai mahasiswa, kegiatan sehari-harinya juga diisi dengan menjual gorengan.
Dia mengaku ada efek yang dirasakan akibat pendemi ini. Saat ditanya soal dampak, dia mengatakan membuat lesu penjualan.
“Pembeli jelas berkurang, omset menurun lah, kadang saya mau tutup tapi masih ada gorengan tersisa ” tuturnya pada kamis (24/06/2021).
Kebijakan universitas jambi yaitu proses pembelajaran dapat dilakukan secara online (daring) membuat banyak mahasiswa pulang ke kampungnya masing-masing. Padahal para pembeli rata-rata mahasiswa yang tinggal di kos-kosan.
“Dulu rame, banyak dari kawan-kawan mahasiswa yang beli. Tapi sekarang, kebanyakan sudah pada balik kampungkan, otomatis penjualan menurun” tambahnya.
Untuk mengakalinya mahasiswa berbakat ini mengurangi jumlah produksinya.
Tetap semangat
Tak sedikit pedagang yang gulung tikar karena pendemi ini. Banyak juga orang-orang menjadi putus asa akibat bisnis nya hancur atau karena pendapatannya berkurang.
Namun dia mengatakan hanya bisa mengambil berkah dari semua kondisi saat ini.
“Covid-19 ini kan bencana bang, ini tantangan kita semua, namanya hidup penuh perjuangan, ” ucapnya sambil tersenyum.
Sikap paling tepat saat ini adalah semangat.
“Seandainya kondisi sudah normal, kalau kita tidak punya semangat kerja? kan percuma juga. Apalagi hari ini, covid tak kunjung berlalu,” tutupnya.
Untuk diketahui dilapak ini tersedia aneka gorengan. Seperti pisang goreng, tempe, tahu, bakwan, dan juga ubi goreng. Dengan rasa yang enak juga harga yang bersahabat. Posisinya juga strategis tepat di depan gerbang bawah unja, buka mulai dari pukul 08.00 pagi sampai 21 malam.
Penulis : Priadi Pasaribu
(Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Unja dan juga Wakil Ketua Imataput-Jambi)
Discussion about this post