• DISCLAIMER
  • KODE ETIK
  • REDAKSI
  • TENTANG KAMI
  • IKLAN
  • KARIR
  • MEDIA PARTNER
Bitnews
  • Daerah
  • Nasional
  • Politik
  • Pemerintahan
  • Peristiwa
  • Hukrim
  • Diksosbud
  • Lifestyle
    • Automotive
    • Sport
    • Teknologi
  • Ekbis
  • Lainnya
    • Opini
    • Kabar TNI-Polri
    • Advertorial
No Result
View All Result
  • Daerah
  • Nasional
  • Politik
  • Pemerintahan
  • Peristiwa
  • Hukrim
  • Diksosbud
  • Lifestyle
    • Automotive
    • Sport
    • Teknologi
  • Ekbis
  • Lainnya
    • Opini
    • Kabar TNI-Polri
    • Advertorial
No Result
View All Result
Bitnews

Korupsi RSUD Al Ihsan: Drama Rumah Sakit yang Lebih Seru dari Sinetron

Bitnews.id by Bitnews.id
23 Desember 2024
in Opini
Korupsi RSUD Al Ihsan: Drama Rumah Sakit yang Lebih Seru dari Sinetron
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Airlangga

Episode: Rp12 Miliar Menghilang, Siapa yang Makan Kerupuknya?

Baca Juga:

Jambi dan Desain Besar Sawit-Kelapa-Karet: Antara Rencana Strategis dan Realita

Arah Kebijakan Kawasan Unggulan dan Korporasi Petani di Provinsi Jambi

Strategi Kolaboratif dan Kapasitas Institusional: Jambi sebagai Episentrum Baru Pembangunan Wilayah

Konflik Spasial dalam Kawasan Warisan Budaya: Dinamika Candi Muarojambi di Tengah Ekspansi Industri Ekstraktif

Korupsi di RSUD Al Ihsan Baleendah, Kabupaten Bandung, jadi bahan gosip paling heboh sejak munculnya grup WhatsApp keluarga. Bukan sekadar gosip murahan, kasus ini melibatkan ASN Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang katanya “pelayan masyarakat,” tapi malah jadi “pelayan dompet pribadi.” Dengan angka kerugian negara yang bikin mata melotot—Rp12 miliar lebih—drama ini jelas mengalahkan cerita hantu di rumah sakit mana pun.

Ketika RSUD Jadi “Rumah Sakit Uang Disikat”

RSUD Al Ihsan seharusnya jadi tempat menyembuhkan penyakit, tapi siapa sangka malah jadi lokasi menyakitkan hati rakyat. Dana yang harusnya buat beli alat canggih atau perbaikan fasilitas malah lenyap entah ke mana. Katanya, modusnya mulai dari mark-up proyek sampai jurus klasik “pengadaan barang fiktif.” Kalau uang ini punya mulut, mungkin dia bakal teriak, “Tolong, saya diculik!”

Coba bayangkan, pasien datang buat berobat, tapi alat medis rusak, AC nggak dingin, bahkan kursi tunggu juga berderit. Eh, ternyata uang buat perbaikan malah dipakai buat apa? Mungkin beli kopi premium buat rapat yang nggak rapat-rapat amat.

Korupsi: Penyakit Kronis Tanpa Resep Penyembuhan

Indonesia memang juara kalau soal korupsi. Tapi siapa sangka, sektor kesehatan yang jadi tempat orang mencari kesembuhan malah sering jadi sasaran empuk. Bikin hati rakyat kecil rasanya seperti ditusuk jarum suntik yang tumpul. Pasien yang butuh obat murah malah harus bayar mahal karena oknum ASN sibuk menghitung uang hasil korupsi.

Yang lebih ironis, pelakunya ini ASN yang harusnya jadi panutan. Eh, panutan dalam korupsi maksudnya?

Solusi: “Operasi Plastik” untuk Birokrasi

Nah, daripada cuma marah-marah di media sosial, ini saatnya pemerintah Jawa Barat beraksi! Perkuat pengawasan, buat sistem transparan, dan kalau perlu, kasih kamera CCTV di tiap meja kerja ASN. Biar nggak ada lagi yang bisa ngopi sambil nge-mark-up anggaran.

Tapi nggak cukup sampai situ. ASN juga harus ikut pelatihan integritas. Ingat, jabatan itu amanah, bukan ATM pribadi! Kalau nggak sanggup jadi ASN yang jujur, ya, coba buka warung kopi aja—lebih halal, dan siapa tahu, laris manis.

Masyarakat: Detektif Amatir yang Perlu Aksi Nyata
Jangan lupa, rakyat juga bisa jadi Sherlock Holmes dadakan. Ikut awasi, laporkan kalau ada kejanggalan. Kalau selama ini suka julid di grup WA, coba pindahkan energi itu buat cari bukti korupsi. Kan lebih bermanfaat.

Korupsi, Dosa Besar yang Rasanya Lebih Pahit dari Obat Generik

Kasus RSUD Al Ihsan ini bukan cuma soal hukum, tapi soal moral. Maling ayam saja dihukum, masa maling Rp12 miliar cuma kena sidang pura-pura sedih? Semoga pelakunya segera diproses, uangnya balik, dan pelayanan kesehatan kita bisa sembuh dari “penyakit kronis” ini.

Jadi, mari kita semua belajar dari drama ini: kalau mau jadi koruptor, ingat, rakyat selalu punya “mata” dan “kuping.” Jangan sampai ketahuan, kecuali memang mau masuk berita headline—bukan karena prestasi, tapi karena tragedi.

Next Post
Pemeriksaan Senpi Dinas: Wakapolda Jambi Pastikan Profesionalisme Personel

Pemeriksaan Senpi Dinas: Wakapolda Jambi Pastikan Profesionalisme Personel

Discussion about this post


No Result
View All Result

Berita Terhangat

  • Analisis Unsur dan Struktur dalam Pertunjukan Tari Kecak Bali

    Analisis Unsur dan Struktur dalam Pertunjukan Tari Kecak Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Romi Hariyanto Menjadi Bupati Pertama di Indonesia yang Terima Ramsar’s Award

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Musik pada Official Music Video Lyodra – Pesan Terakhir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Eksekutor Geng Motor di Hadiahi Timah Panas, Pelaku Mengaku Delapan Kali Beraksi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PT Sungai Bahar Fasifik Utama Dilaporkan Ke Polda Jambi Oleh LSM Temperak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

PT. DIGITAL MEDIA INFORMATIF

JL.AR. Saleh RT.37 Kelurahan Paal Merah, Kecamatan Paal Merah Kota Jambi
Phone / Wa : 0811-749-7272
email: redaksibitnewsid@gmail.com

PEDOMAN MEDIA SIBER | REDAKSI | KODE ETIK | TENTANG KAMI | HAK JAWAB & KOREKSI BERITA | KARIR | SOP PERLINDUNGAN WARTAWAN | MEDIA PARTNER

© 2022 BITNews.id – Inspirasi Era Digital

Developed by: Webisteku.co.id

No Result
View All Result
  • Daerah
  • Nasional
  • Politik
  • Pemerintahan
  • Peristiwa
  • Hukrim
  • Diksosbud
  • Lifestyle
    • Automotive
    • Sport
    • Teknologi
  • Ekbis
  • Lainnya
    • Opini
    • Kabar TNI-Polri
    • Advertorial

© 2024 BITNews.id -Developed by: Websiteku.