BITNews.id – Salah satu perawat RS Siloam Palembang, Christina Ramauli baru saja menjadi korban penganiayaan oleh seorang pria, Kamis (15/4/2021).
Pria yang merupakan keluarga pasien tersebut marah-marah lantaran perawat dianggap tidak menjalankan prosedur pencopotan infus secara benar.
Namun pihak RS Siloam Palembang sendiri mengatakan bahwa pelepasan infus sudah sesuai SOP. Hanya aja ada kemungkinan anak pelaku penganiayaan terlalu aktif sehingga mengeluarkan darah.
Dalam video yang viral di media sosial, pria tersebut terlihat memukul, menjambak rambut, dan mendorong tubuh perawat sampai tersungkur ke lantai.
Aksi penganiayaan perawat RS Siloam Palembang oleh pria yang telah diciduk polisi tersebut mendatangkan banyak kecaman.
Kendati sudah meminta maaf, menurutnya proses hukum tetap harus dijalankan karena pelaku sudah keterlaluan.

“Pasti dimaafkan. Tapi proses hukum tetap dilanjutkan! Kami perawat menerima komplain pasien tapi pasien harus siap mendengarkan penjelasan. Tidak tahu itu bertanya, bukan melakukan kekerasan. Emosi boleh tapi tindakan kekerasan tidak dibenarkan!” ungkapnya dikutip pada suara.com.
“Ners Christina sangat hebat dan berani #SavePerawatIndonesia. Insiden rawatan itu akan selalu ada namun kembali kepada keluarga klien harus bisa memahami kondisi anak. Wajar anak-anak itu super aktif hingga menimbulkan problem. Selagi masih bisa diatasi, aman,” kata @mu******17.
“Saya turun berempati #SavePerawatIndonesia juga profesi apapun yang menjajakan jasa. Kesalahan dalam bekerja bukan berarti lampu hijau untuk menyiksa,” ujar @se************m.
“Kekerasan tidak boleh terjadi, apalagi pada perawat yang telah mengembalikan keceriaan anak tersayang. Perawat dan tenaga kesehatan lain melewati banyak ujian untuk bisa mengabdi. Mereka profesional,” sahut @Si******en.
Sampai artikel ini ditulis, tagar Save Perawat Indonesia yang menjadi bentuk simpati kepada perawat dan kecaman terhadap pelaku penganiayaan telah tembus 17 ribu cuitan.
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Irvan Prawira Satyaputra membernarkan penangkapan pelaku penganiayaan terhadap perawat RS Siloam oleh orang tua pasien. Kejadian penangkapan pun beredar di media sosial, sejak Jumat (16/4/2021) malam.
“Kita sudah amankan, sejak Jumat malam di rumahnya di Kayuagung, OKI,” kata ia, Sabtu (17/4/2021).
Diketahui, kejadian ini bermula pelaku datang ke RS untuk melihat anaknya. Setelah mendengar cerita dari istrinya kalau anak terus menangis, pelaku emosi. Kemudian pelaku makin emosi melihat anak makin nangis dan tangannya mengeluarkan darah.
“Melihat anaknya menangis dan mengeluarkan darah si pelaku pun emosi, terjadilah penganiayaan yang dilakukan terhadap terhadap perawat RS Siloam,” sambung ia.
Sementara pelaku pun meminta maaf kepada korban dan keluarganya termasuk kepada pihak RS Siloam Palembang. Ia mengakui kalau dirinya mengakui tindakan yang dilakukan sangat tidak baik.
” Karena kelelahan sehingga tejadi penganiayaan tersebut, sudah empat hari menjaga anak saya sehingga tersulut emosi. Sekiranya keluarga korban dan terkusus korban membuka pintu maafnya,” tandasnya. (*/red)
Discussion about this post