BITNews.id – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jambi mencatat, stabilitas sektor jasa keuangan di Provinsi Jambi hingga akhir 2021 tetap terjaga, diiringi dengan fungsi intermediasi perbankan dan penghimpunan dana di pasar modal yang terus membaik didorong terkendalinya pandemi Covid-19, pulihnya mobilitas dan meningkatnya kegiatan perekonomian.
Kepala OJK Provinsi Jambi, Yudha Nugraha Kurata mengatakan, indikator perekonomian juga menunjukkan perbaikan yang terus berlanjut. Kondisi perekenomian nasional hingga Triwulan (TW) 3 ditahun 2021, relatif terjaga dalam kondisi positif sebesar 3,51.
Terpisah, Dosen Pengajar Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Jambi (Unja) yang juga Dirut Bank Jambi, Dr. H. Yunsak El Halcon, S.H.,M.Si atau yang akrab disapa Bang El mengatakan, ditahun 2022 ini pertumbuhan ekonomi di Jambi bakal meningkat, seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bang El mengungkapkan, untuk Prospek Ekonomi Indonesia ditahun 2022 yakni, Indonesia berhasil keluar dari resesi di Triwulan III-2021 dengan tingkat pertumbuhan ckonomi yang cukup masif
mencapai 7.07 persen.
“Ini mengacu pada perkembangan terkini, FDB Indonesia tumbuh sebesar 3,51 persen di Triwulan III-2021. Ekonomi Indonesia akan pulih di tahun 2022 dengan prakiraan pertumbuhan di kisaran 4,7 persen – 5,5 persen YoY. Optimisme sejalan dengan vaksinasi, pembukaan sektor ekonomi dan stimulus kebijakan,” kata Bang El.
Selanjutnya, gelombang Covid-19 yang terjadi awal Triwulan III-2021, dengan hadirnya varian Delta + dari India dan varian Omicron dari Afrika Selatan, mendorong kemungkinan terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi seiring pengetatan mobililas masyarakat di Triwulan ini.
Walaupun aktifitas ekonomi mengalami peningkatan sejak pelonggaran pembatasan sosial di Agustus tahun 2021 lalu, namun lonjakan pertumbuhan ekonomi kemungkinan akan terbatas seiring resiko lonjakan kasus masih membayangi hingga akhir
tahun 2021.
“Menjaga kewaspadaan akan resiko penyebaran Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan, dan mempercepat tingkat vaksinasi, merupakan kunci untuk mengejak tingkat pertumbuhan kembali ke-level pra pandemic dikisaran 5,1 persen – 5,4 persen ditahun 2022.
Indonesia akan segera mengoptimalkan sektor ekonomi terbarukan, dengan cara memaksimalkan potensi alam yang ada untuk mendukung green economy dan blue economy. Di tengah krisis kesehatan yang sedang berlangsung, presidensi G-20 tahun 2022 ini, di Indonesia dapat menjadi momentum yang tepat bagi pemerintah Indonesia menyalur ulang fokusnya, dalam agenda pembangunan jangka panjang
sambil memfasilitasi dan berdiskusi antar pemimpin negara, terkait pemulihan global yang lebih kuat dan merata,” katanya.
Sedangkan untuk Provinsi Jambi, ditahun 2022 ini bakal terjadi percepatan pemulinan ekonomi dan perbaikan kinerja pembangunan Provinsi Jambi pada tahun 2022 sangat dipengaruhi oleh perkembangan isu strategis global, nasional dan lokal.
“Pemulihan ekonomi Jambi tahun 2022 ini harus dimanfaatkan oleh seluruh pelaku dengan sebaik-baiknya, dengan kerjasama dan kemitraan pentahelix yang melibatkan Pemerintah Daerah dalam hal ini Provinsi dan Kabupaten/Kota, pelaku usaha swasta, perguruan tinggi, masyarakat dan media,” papar Bang El.
Ditahun 2022 pun Provinsi Jambi harus mengembangkan dan menguatkan rantai nilai (value chain), mulai dari produksi di desa dan kecamatan, sampai pada pengolahan, pengangkutan, logistik dan perdagangan sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Tidak lupa untuk mengembangkan kawasan strategis dengan dukungan dari kementerian/lembaga dan pelaku usaha.
“Termasuk melakukan revitalisasi pembangunan kecamatan dan desa/kelurahan, sebagai basis sebagai pusat
pelayanan, pusat pertumbuhan dan pusat perubahan. Meningkatkan kerjasama investasi dan perdagangan bagi pelaku usaha, dengan memberikan kemudahan perizinan usaha,” ujarnya.
Lalu, melakukan peningjatan riset dan inovasi, yang bekerjasama dengan perguruan tinggi dalam pengembangan riset unggulan daerah, yang memberikan nilai tambah dan manfaat bagi daerah.
Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital bersama dengan media, untuk meningkatkan akses informasi dan pemasaran bagi petani, nelayan dan UMKM.
“Meningkatkan kerjasama dan kemitraan dengan BPS, lembaga riset dan perguruan tinggi dalam penyediaan data, informasi dan pengetahuan sebagai pandasi dari pengembangan manajemen pengetahuan (knowledge management, red), dan perumusan kebijakan berbasis bukti dan pengetahuan,” tandas Bang El. (hn/adv)
Discussion about this post