Oleh : M. Haitami
Semarak menyambut bulan ramadhan dari dulu sudah dilakukan oleh umat muslim. Berbagai kegiatan dilakukan umat islam untuk menyambut kedatangan bulan yang penuh berkah itu.
Dibeberapa wilayah Indonesia termasuk Jambi misalnya, ada sebuah keunikan yang menjadi tradisi masyarakat lokal menyambut bulan suci ramadhan dengan ‘menembakkan’ meriam bambu. Sebuah permainan yang terbuat dari bambu berbentuk menyerupai meriam itu biasanya menjadi permainan paforit anak-anak generasi 80-90 an dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan.
Seiring dengan perkembangan zaman, permainan yang merupakan tradisi yang diwariskan leluhur itu terasa sudah mulai memudar atau bahkan hilang. Kini sudah jarang lagi terdengar suara keras dari meriam bambu yang dulunya saling bersahutan menjelang datangnya bulan puasa Ramadhan.
Jika-pun ada permainan, anak-anak sekarang sudah terbiasa dengan permainan baru yakni mercon. Dinilai praktis dan lebih keren, mercon sempat menggeser posisi meriam bambu sebagai tradisi permainan menyambut puasa.
Pada hal, jika ditelaah secara jauh permainan tradisonal meriam bambu memiliki makna yang dalam. Penduhulu kita ternyata tidak sembarang memilih permainan tersebut sebagai salah satu tradisi menyambut bulan suci.
Dari hasil penelusuran, filosopi meriam bambu adalah bermakna kesiapan umat islam menghadapi perang melawan hawa nafsu selama 1 bulan penuh. Meriam yang merupakan alat tempur canggih jaman dulu melambangkan keberanian dan persiapan umat islam untuk memerangi segala unsur kejahatan yang bersumber dari diri pribadinya dengan semata-mata mengharap ridho yang maha kuasa (Allah Azza Wajallah).
Itu sebabnya meriam bambu dijadikan pilihan sebagai tradisi menyambut puasa di jaman dulu. Semoga tradisi ini dapat terus dilestarikan. Aamiin… Aamiin… Yarobbal’alamin.
Penulis adalah seorang Jurnalis tinggal di Jambi








Discussion about this post