BITNews.id – memasuki tahun ajaran baru tahun 2021, Pondok Pesantren Al-Jauharen Tanjung Johor membuka pendaftaran penerimaan santri baru dan memberi kesempatan bagi anak Yatim dan Yatim Piatu yang ingin mengenyam pendidikan tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTS) secara gratis.
Bagi yang berminat, Waktu dan tempat pendaftaran tanggal 15 Januari – 12 Juli 2021, bertempat di Pondok Pesantren Al-Jauharen beralamat di jalan KH. A. Majid Rt 04 Kelurahan Tanjung Johor Kecamatan Pelayangan Kota Jambi Kode Pos 36356 atau dapat menghubungi Ust. Muhammad Amin No Hp 0812 7397 0520.
Pondok Pesantren Al-Jauharen merupakan salah satu Ponpes tua yang ada di kota Jambi, untuk menunjang kemudahan proses pendidikan dan pengajaran, Ponpes Al-Jauharen dilengkapi berbagai sarana prasarana fasilitas yang berupa tempat pemondokan, MCK, Dapur umum, Koperasi, Ruang belajar, Masjid, Labor Komputer, Lapangan Badminton, Bola Volly, Takraw dan Tenis Meja.
Selain itu, Ponpes Al-Jauharen juga menggunakan kurikulum yang disesuaikan dengan tuntutan zaman, sehingga setelah santri menyelesaikan pendidikan di Ponpes Al-Jauharen dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Kurikulum Ponpes Al-Jauharen terdiri dari :
- Kurikulum Nasional, yang sesuai dengan ketentuan pemerintah (Diknas dan Depag) baik tingkat Tsanawiyah dan Aliyah.
- Kurikulum Ponpes Al-Jauharen mengacu kepada Pondok modern dan Salapi yang dapat mengembangkan potensi santri dan meningkatkan kualitasnya baik dari bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) maupun iman dan taqwa (IMTAQ) guna memenuhi tuntutan beragama, bermasyarakat dan bernegara.
Pimpinan/Mudir Pondok Pesantren Al-Jauharen Tuan Guru Muhammad Nasir Bin Yahya menuturkan, saat ini Ponpes Al-Jauharen memiliki santri/santriwati sebanyak 480 orang, dan untuk pendidikan gratis tingkat MTS bagi anak Yatim dan Yatim Piatu baru pertama kali dilakukan.
Di dukung oleh para pihak Pondok, inisiatif ini muncul karena untuk mensejahterakan Pondok dari segala sisi, dan itu sudah menjadi janji Allah SWT, “ujar Mudir.
Selain itu, Mudir juga menyampaikan dan berharap kepada masyarakat ataupun pemerintah agar peduli terhadap anak Yatim dan Yatim-piatu.
“Peduli dalam wujud hakikinya, bukan hanya menyantuni secara formalitas, seperti menyantuni hanya dalam resepsi sebuah acara besar saja, walaupun sangat tepat dan benar, akan tetapi itu baru kulit belaka atau syariat saja sedangkan hakikatnya belum sampai, “tegas Mudir. (Bhr)






Discussion about this post