JAMBI,BITNews.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jambi bersama Universitas Jambi, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Area Jambi, Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jambi, serta Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi berhasil memecahkan empat rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dalam kegiatan Penutupan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2025, Senin (25/8/2025).
Dari empat rekor tersebut, dua di antaranya melibatkan peran langsung OJK Jambi, yakni:
1. Deklarasi Anti Investasi Bodong, Pinjaman Daring Ilegal, dan Judi Daring oleh lembaga terbanyak, dengan melibatkan lebih dari 10.000 peserta.
2. Pembukaan Rekening Pasar Modal Reksa Dana oleh civitas akademika Universitas Jambi dengan total 5.972 rekening, tercatat sebagai jumlah terbanyak di Indonesia.
Penyerahan piagam penghargaan Rekor MURI diserahkan kepada Rektor Universitas Jambi, Prof. Dr. Helmi, S.H., M.H., Direktur Analis Informasi dan Manajemen Krisis Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Sujanto, serta Kepala OJK Provinsi Jambi, Yan Iswara Rosya.
Kegiatan tersebut juga dihadiri Wakil Gubernur Jambi, perwakilan Forkompinda Provinsi Jambi, jajaran rektorat Universitas Jambi, Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI, Direktur Teknologi Informasi dan Dukungan Bisnis PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia, serta Government Business Head Bank Mandiri Region II.
Kepala OJK Provinsi Jambi, Yan Iswara Rosya, menyampaikan bahwa pemecahan rekor ini bertujuan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di kalangan mahasiswa serta masyarakat luas.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin memperluas akses masyarakat terhadap produk keuangan formal yang diawasi OJK, sekaligus melindungi mereka dari praktik keuangan ilegal seperti investasi bodong, pinjaman daring ilegal, dan judi daring,” ujar Yan.
Rektor Universitas Jambi, Prof. Dr. Helmi, menambahkan bahwa pencapaian ini menjadi bukti komitmen kampus dalam membekali mahasiswa baru dengan pemahaman keuangan sejak dini.
“Kami berharap mahasiswa mampu menjadi agen perubahan dalam menyebarkan literasi keuangan yang sehat dan bertanggung jawab,” kata Helmi. (Red)
Discussion about this post