• DISCLAIMER
  • KODE ETIK
  • REDAKSI
  • TENTANG KAMI
  • IKLAN
  • KARIR
  • MEDIA PARTNER
Bitnews
  • Daerah
  • Nasional
  • Politik
  • Pemerintahan
  • Peristiwa
  • Hukrim
  • Diksosbud
  • Lifestyle
    • Automotive
    • Sport
    • Teknologi
  • Ekbis
  • Lainnya
    • Opini
    • Kabar TNI-Polri
    • Advertorial
No Result
View All Result
  • Daerah
  • Nasional
  • Politik
  • Pemerintahan
  • Peristiwa
  • Hukrim
  • Diksosbud
  • Lifestyle
    • Automotive
    • Sport
    • Teknologi
  • Ekbis
  • Lainnya
    • Opini
    • Kabar TNI-Polri
    • Advertorial
No Result
View All Result
Bitnews

Mengurai Pandangan Ekonomi Tubagus Soleh Ahmadi: Menemukan Kembali Hati dalam Pembangunan

Bitnews.id by Bitnews.id
27 Agustus 2025
in Nasional
Mengenal Sosok Tubagus: Jejak Perjuangan yang Terjaga dalam Pergerakan Lingkungan

Tubagus Soleh Ahmadi

Share on FacebookShare on Twitter

BITNews.id – Di tengah gempuran pembangunan yang kerap menempatkan pertumbuhan ekonomi di atas segalanya, suara-suara yang menyerukan keadilan sosial dan lingkungan menjadi semakin relevan.
Salah satunya datang dari Tubagus Soleh Ahmadi, calon Direktur Eksekutif WALHI Nasional. Baginya, ekonomi bukan sekadar angka atau statistik, melainkan sistem yang seharusnya melayani manusia dan alam, bukan sebaliknya.

Pandangan Tubagus tidak berhenti pada kritik, melainkan juga menawarkan alternatif humanis yang berakar pada hak-hak rakyat dan keberlanjutan ekosistem.

Baca Juga:

Pesilat Putri Jambi Melaju ke Semifinal PON Bela Diri

Perkuat Tata Kelola dan Transformasi Berkelanjutan, Hutama Karya Luncurkan Roadmap ESG

Jasa Raharja Dorong Penguatan Regulasi dan Kepatuhan Iuran Wajib untuk Mewujudkan Transportasi Darat yang Berkselamatan

Double Podium Lagi, Rookie Tim Yamaha Racing Indonesia Melesat di ARRC Sepang

Konsep Ekonomi Nusantara sendiri masih diperdebatkan. Setidaknya terdapat tiga tafsir utama:

  • Ekonomi berbasis kekayaan alam dan budaya – menekankan pemanfaatan potensi maritim, pertanian, dan kearifan lokal.
  • Ekonomi maritim sebagai poros – melihat laut sebagai pusat perdagangan dan konektivitas, sebagaimana masa Sriwijaya dan Majapahit.
  • Ekonomi kerakyatan dan keadilan – menempatkan rakyat sebagai subjek utama, dengan distribusi adil dan kedaulatan masyarakat atas sumber daya.

Tubagus menganut tafsir ketiga. Menurutnya, kekayaan Nusantara tidak boleh hanya dinikmati segelintir elite, melainkan harus dikembalikan kepada rakyat pemiliknya.

Tubagus menilai model pembangunan ekstraktif yang mengejar pertumbuhan dengan mengorbankan hutan, laut, dan sungai adalah kegagalan.

Proyek-proyek besar, seperti reklamasi, kerap dijustifikasi sebagai “kemajuan” atau “investasi”, padahal justru merugikan nelayan tradisional dan komunitas pesisir.

“Ekonomi yang abai terhadap dampak sosial dan lingkungan adalah ekonomi yang kehilangan esensinya,” tegasnya.

Lebih jauh, Tubagus menyoroti akar persoalan pada keterkaitan erat antara politik dan oligarki. Baginya, hampir tidak ada keputusan ekonomi di Indonesia yang murni terlepas dari kepentingan politik. Dari perizinan tambang hingga proyek infrastruktur, relasi pengusaha dan pejabat sering kali melanggengkan ketidakadilan.

Sistem ini, menurutnya, memberi keleluasaan bagi korporasi besar untuk meraup keuntungan, sementara masyarakat kecil harus berjuang mempertahankan hak dasar mereka.

Sebagai tawaran, Tubagus mengusung visi ekonomi rakyat—sebuah sistem berbasis komunitas, dengan rakyat sebagai pemegang kendali utama atas sumber daya. Prinsip utamanya mencakup:

  • Hak agraria masyarakat adat dan petani untuk mengelola lahan tanpa intervensi korporasi besar.
  • Perlindungan lingkungan sebagai prasyarat keberlanjutan ekonomi.
  • Keadilan bagi kelompok rentan seperti perempuan, nelayan, dan masyarakat adat.

Pandangan Tubagus Soleh Ahmadi mengajukan pertanyaan mendasar: apakah tujuan pembangunan hanya sebatas pertumbuhan angka, atau kesejahteraan sejati bagi manusia dan alam?

Ia mengingatkan bahwa ekonomi yang baik adalah ekonomi yang memiliki hati ekonomi yang peduli pada manusia, menghormati hak-hak rakyat, dan menjaga keberlanjutan bumi sebagai rumah bersama. (*)

Next Post
Rayakan Satu Dekade, Yamaha Beri Diskon di Coffee Shop dan Café Resto Jambi

Rayakan Satu Dekade, Yamaha Beri Diskon di Coffee Shop dan Café Resto Jambi

Discussion about this post

No Result
View All Result

Berita Terhangat

  • Analisis Unsur dan Struktur dalam Pertunjukan Tari Kecak Bali

    Analisis Unsur dan Struktur dalam Pertunjukan Tari Kecak Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Romi Hariyanto Menjadi Bupati Pertama di Indonesia yang Terima Ramsar’s Award

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Musik pada Official Music Video Lyodra – Pesan Terakhir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Eksekutor Geng Motor di Hadiahi Timah Panas, Pelaku Mengaku Delapan Kali Beraksi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PT Sungai Bahar Fasifik Utama Dilaporkan Ke Polda Jambi Oleh LSM Temperak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

PT. DIGITAL MEDIA INFORMATIF

JL.AR. Saleh RT.37 Kelurahan Paal Merah, Kecamatan Paal Merah Kota Jambi
Phone / Wa : 0811-749-7272
email: redaksibitnewsid@gmail.com

PEDOMAN MEDIA SIBER | REDAKSI | KODE ETIK | TENTANG KAMI | HAK JAWAB & KOREKSI BERITA | KARIR | SOP PERLINDUNGAN WARTAWAN | MEDIA PARTNER

Copyright© 2025 BITNews.id – Inspirasi Era Digital

Developed by – Otoy Media Group

No Result
View All Result
  • Daerah
  • Nasional
  • Politik
  • Pemerintahan
  • Peristiwa
  • Hukrim
  • Diksosbud
  • Lifestyle
    • Automotive
    • Sport
    • Teknologi
  • Ekbis
  • Lainnya
    • Opini
    • Kabar TNI-Polri
    • Advertorial

© 2025BITNews.id -Developed by: Websiteku.