JAMBI, BITNews.id – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jambi menggelar Dialog Media bertema “Kebijakan dan Implementasi Pengelolaan Ekosistem Gambut di Provinsi Jambi” di Hotel Aston Kota Jambi, Kamis (23/10/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari Project Integrated Management of Peatland Landscape in Indonesia (IMPLI)–IFAD GEF-6 Tahun Anggaran 2025, yang bertujuan memperkuat sinergi antara pemerintah, media, akademisi, dan masyarakat sipil dalam menjaga keberlanjutan ekosistem gambut di Jambi.
Kepala DLH Provinsi Jambi, Dr. Varial Adhi Putra, menegaskan pentingnya peran media sebagai mitra strategis pemerintah dalam menyebarluaskan edukasi lingkungan, khususnya terkait pelestarian dan pemulihan lahan gambut.
“Media memiliki kekuatan untuk membangun kesadaran publik dan mengawal kebijakan lingkungan. Melalui pemberitaan yang berbasis data dan edukatif, masyarakat akan lebih memahami pentingnya menjaga ekosistem gambut,” ujar Varial.
Menurutnya, ekosistem gambut memiliki fungsi vital dalam menjaga keseimbangan iklim, menyimpan cadangan karbon, serta menjadi habitat bagi berbagai keanekaragaman hayati. Namun, saat ini kawasan gambut menghadapi ancaman serius akibat degradasi, kebakaran hutan, dan tekanan aktivitas pembangunan.
Varial menjelaskan, wilayah gambut di Jambi tersebar luas di beberapa daerah, antara lain Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, dan Tanjung Jabung Timur. Karena karakteristiknya yang khas dan rentan, kawasan ini memerlukan penanganan yang lebih hati-hati dan berkelanjutan.
“Jika terganggu, gambut dapat melepaskan gas metana (CH₄) yang berkontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca dan merusak keseimbangan ekosistem,” jelasnya.
Kegiatan dialog ini juga menghadirkan sejumlah narasumber kompeten, di antaranya Drs. H. Mursyid Sonsang, M.Pd., pendiri JMSI dan SMSI, yang membawakan materi tentang teknik penulisan dan pengemasan berita lingkungan yang menarik; Ir. Rudy Syaf, Senior Advisor Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi; serta Prof. Dr. Ir. Aswandi, M.Si., pakar gambut dari Universitas Jambi.
Sementara itu, Proyek IMPLI di Jambi yang dikelola oleh Dr. Asnelly Ridha Daulay berfokus pada penguatan sistem pengelolaan berkelanjutan, konservasi keanekaragaman hayati, pengurangan emisi, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan di kawasan gambut.
Dalam kesempatan tersebut, Asisten I Setda Provinsi Jambi, Arif Munandar, yang mewakili Sekretaris Daerah Provinsi Jambi, Dr. Sudirman, membuka secara resmi kegiatan dialog ini.
Ia menilai forum ini bukan sekadar ruang berbagi informasi, melainkan wadah kolaborasi lintas sektor untuk melestarikan ekosistem gambut sebagai warisan lingkungan dan sumber kehidupan.
“Ekosistem gambut merupakan aset ekologis yang luar biasa penting. Ia berfungsi menyimpan karbon, menjaga keseimbangan hidrologi, serta menjadi rumah bagi beragam spesies,” ujar Arif.
Arif juga menekankan bahwa pengelolaan gambut tidak bisa menjadi tanggung jawab pemerintah semata. Diperlukan kolaborasi multipihak, termasuk peran aktif media massa dalam mengedukasi masyarakat.
“Satu berita yang faktual dan solutif dapat mengubah cara pandang publik terhadap lingkungan. Di sinilah pentingnya peran media agar isu gambut tidak hanya muncul saat terjadi bencana atau kebakaran,” tambahnya.
Melalui kegiatan ini, pemerintah daerah berharap lahirnya pemahaman bersama mengenai arah kebijakan dan implementasi pengelolaan gambut di Jambi.
Kegiatan ini sekaligus menjadi momentum memperkuat kolaborasi antara pemerintah, media, akademisi, dan masyarakat dalam upaya pelestarian ekosistem gambut secara berkelanjutan. (red)








Discussion about this post