TANJABTIM, BITNews.id – Persoalan sampah di sejumlah wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur) dinilai sudah sangat memprihatinkan.
Pemerintah daerah diminta segera mengambil langkah cepat untuk mencegah dampak buruk terhadap kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
Pemerhati Kebijakan Publik Tanjab Timur, Arie Suriyanto mengatakan, tumpukan sampah, khususnya di bantaran sungai dan pesisir pantai, telah mengancam ekosistem serta memengaruhi keberlangsungan biota air.
Bahkan, nelayan kecil yang menggunakan alat tangkap sondong kerap mendapati hasil tangkapan bercampur dengan limbah plastik.
“Kualitas perairan laut di sekitar pantai sudah memprihatinkan. Saat air surut, terlihat berbagai jenis plastik dari kemasan botol minuman hingga kemasan kosmetik. Ini bukan lagi pemandangan langka,” ujar Arie, Senin (4/8/2025).
Menurutnya, fokus utama saat ini bukan mencari pihak yang disalahkan, melainkan membangun kesadaran bersama bahwa membuang sampah sembarangan adalah ancaman serius bagi lingkungan dan masa depan.
Padahal, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah sudah jelas mengatur, namun implementasinya dinilai belum maksimal.
Arie mencontohkan kondisi di Kecamatan Nipah Panjang yang terdiri dari dua kelurahan dengan jumlah penduduk tinggi.
Sebagian besar rumah berada di bantaran Sungai Berbak dan anak sungainya, yang terhubung dengan Sungai Batanghari.
“Ada enam anak sungai yang kini menjadi tempat pembuangan sampah. Setiap sore hingga malam, warga membuang sampah ke sungai, bahkan dari atas jembatan. Di Pasar Nipah Panjang, sampah menumpuk karena tidak ada tong sampah, akhirnya dibuang ke bantaran sungai,” katanya.
Ia juga menyoroti program “Pesisir Indah” yang menjadi bagian visi-misi Bupati Tanjab Timur Hj. Dillah Hikmah Dari, ST.
Menurutnya, program tersebut harus mencakup penanganan sampah dan abrasi yang menjadi ancaman serius.
“Kawasan pasar dan TPI Ancol Nipah Panjang seharusnya steril dari sampah. Ini pelabuhan wisatawan menuju Pulau Berhala. Pemandangan kumuh dan kotor jelas merusak citra daerah,” tegas Arie.
Arie memastikan akan terus menyuarakan persoalan ini hingga ada langkah konkret dari pemerintah daerah.
Ia berharap penanganan sampah dapat menjadi prioritas agar lingkungan pesisir Tanjab Timur terjaga dan mendukung pengembangan pariwisata. (Red)
Discussion about this post