Oleh : Himmah Rosyidah
DKI Jakarta merupakan tempat tinggal suku betawi yang mayoritasnya memang suku asli Jakarta. Suku betawi mempunyai berbagai aneka pertunjukan salah satuhnya seperti pertunjukan palang pintu.
Apakah anda tahu pertunjukan palang pintu itu seperti apa?
Nah, yang biasa kita ketahui bahwa palang pintu itu adalah pertunjukan silat dan adu pantun dalam acara pernikahan orang betawi. Namun, palang pintu merupakan tradisi yang menjadi bagian dari upacara pernikahan masyarakat suku betawi.
Palang pintu menggabungkan seni beladiri dan seni sastra pantun dalam tradisi ini jawara yang bertindak sebagai perwakilan mempelai laki-laki dan perempuan akan saling menunjukan kemampuan memperagakan gerakan silat dan melontarkan pantun satu sama lain seperti pada gambar cuplikan video youtube berikut:
Analisis Pertunjukan
Dalam pertunjukan palang pintu ini, pertunjukan tersebut diiringi oleh alat musik seperti rebana untuk mengiringi mempelai laki-laki. Pakaian yang dikenakan para pemain palang pintu yaitu menggunakan pakaian adat betawi sehari-hari seperti untuk laki-laki berupa baju koko atau sadariah ataupun baju pangsi khas betawi.
Pada pertunjukan palang pintu tersebut pemain memakai baju pangsi berwarna biru, merah dan ungu. Pertunjukan palang pintu ini biasanya dilakukan di luar ruangan yang tidak jauh dari kediaman mempelai perempuan yang terdiri dari 8 orang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok setelah menunjukan gerakan silat dan berbalas pantun dan jawara mempelai laki-laki berhasil mengalahkan jawara mempelai perempuan, baru sombongan mempelai laki-laki bisa masuk ke area kediaman mempelai perempuan untuk melanjutkan prosesi pernikahan.
Pantun pada cuplikan tersebut:
Anteng-anteng anak keramat Rame-rame dorongin peti
Nih aye dateng ame rombongan kembali dengan segala hormat Mohon kiranya abang terima dengan senang hati
Palang pintu merupakan salah satu bagian penting dari tradisi upacara pernikahan adat betawi. Prosesi buka palang pintu di betawi biasanya juga dilengkapi dengan barang bawaan seperti kue-kue, roti buaya dan perlengkapan pakaian. Adapun ondel-ondel hingga kembang kepala yang mengiringi rombongan pengantin laki-laki.
Semua itu memiliki makna yang dapat digunakan oleh masyarakat betawi untuk memaknai kehidupan. Misalnya roti buaya yang melambangkan kesetiaan, ondel-ondel sebagai penolak bala dan kembang kepala mempunyai makna bahwa adanya keharusan pada setiap orang hidup serba berguna, seperti pohon kelapa yang akar dan buahnya dapat bermanfaat bagi manusia.
Dari hasil pertunjukan palang pintu tersebut bahwa rangkaian upacara pernikahan adat betawi dimaksudkan untuk memberi pesan kepada masyarakat bahwa pernikhaan adalah ritual yang hanya terjadi sekali seumur hidup.
Pertunjukan tersebut sangat menarik dan seru untuk ditonton. Namun terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengeluarkan jurus karena ada yang ditakutkan ketika sedang menonton pertunjukan silat palang pintu tersebut.
Saya harap dengan adanya artikel ini semoga bermanfaat bagi para pembaca dan dapat membantu pemahaman para pembaca.
Terima kasih.
Penulis adalah Mahasiawi Universitas Pamulang
Discussion about this post