Oleh : Edi Saputra, M.Ed
Kepala sekolah memiliki peran vital untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan baik bagi tenaga pendidik maupun peserta didik di sekolah. Salah satu tanggung jawab kepala sekolah yaitu melakukan supervisi terhadap kinerja guru agar kualitas pembelajaran dapat terus meningkat.
Sebagaimana yang tertuang pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah ditegaskan bahwa seorang kepala sekolah harus memiliki beberapa kompetensi, yatu kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.
Namun, seiring dengan melajunya perkembangan teknologi dan perubahan dalam gaya belajar siswa, tentu model supervisi tradisional yang hanya fokus pada pengawasan administratif sering kali tidak lagi efektif dalam menjawab tantangan zaman.
Dengan demikian, diperlukan suatu pendekatan baru yang lebih kekinian dalam menjalankan fungsi supervisi, yaitu supervisi inovatif. Supervisi inovatif ini bertujuan untuk mendukung pengembangan profesional guru dengan cara yang lebih kolaboratif dan berbasis data, serta memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menciptakan suasana belajar yang lebih dinamis dan relevan dengan tuntutan zaman.
Supervisi pada umumnya biasanya hanya menitikberatkan pada aspek administratif, seperti absensi guru, pelaksanaan program kurikulum, serta penilaian terhadap kinerja guru yang bersifat formal. Dalam banyak kasus, supervisi ini lebih banyak berfokus pada pengawasan daripada pemberian dukungan dan pengembangan kapasitas guru itu sendiri.
Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa pengawasan tersebut penting, pendekatan semacam ini cenderung tidak cukup memberikan ruang bagi guru untuk berkembang secara profesional. Dalam konteks yang lebih luas, model supervisi seperti ini sering kali mengabaikan dinamika dan kebutuhan yang lebih spesifik di ruang kelas.
Di era digital dan perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat, diperlukan sebuah transformasi dalam cara kepala sekolah melakukan supervisi terhadap guru. Pendekatan supervisi yang bersifat inovatif ini mengharuskan kepala sekolah untuk lebih kreatif dan responsif terhadap perkembangan yang ada, serta lebih berfokus pada pembinaan yang berkelanjutan bagi guru, bukan hanya sekadar pengawasan.
Supervisi inovatif dimulai dengan penerapan pendekatan kolaboratif antara kepala sekolah dan guru. Dalam sistem ini, kepala sekolah tidak hanya menjadi sosok yang memberikan arahan atau instruksi, tetapi juga seorang fasilitator yang mendengarkan dan memahami tantangan yang dihadapi oleh guru di lapangan.
Melalui kolaborasi yang erat, kepala sekolah dapat lebih memahami kondisi yang ada dan merancang solusi yang lebih tepat sasaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pendekatan ini memungkinkan guru untuk merasa lebih dihargai dan didengar, yang pada gilirannya akan meningkatkan motivasi dan kedisiplinan mereka dalam menjalankan tugas.
Selain itu, dengan adanya komunikasi yang terbuka dan kolaborasi yang baik, para guru juga dapat berbagi pengalaman dan metode pembelajaran yang efektif, yang dapat diterapkan di seluruh sekolah.
Tidak hanya itu, supervisi inovatif juga memanfaatkan teknologi untuk mempercepat dan mempermudah proses pembinaan guru. Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, kepala sekolah kini dapat menggunakan berbagai platform digital untuk memonitor dan memberikan feedback secara lebih efisien.
Selain itu, supervisi inovatif juga mengedepankan penggunaan data sebagai alat untuk mengevaluasi dan merancang program pembinaan guru. Dengan menganalisis data hasil evaluasi pembelajaran, kepala sekolah dapat memberikan arahan yang lebih terfokus dan tepat sasaran. Misalnya, jika terdapat data yang menunjukkan bahwa banyak siswa yang kesulitan dalam mata pelajaran tertentu, kepala sekolah dapat mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya, apakah itu terkait dengan metode pengajaran guru, materi yang disampaikan, atau bahkan pendekatan yang kurang efektif dalam melibatkan siswa.
Penting juga untuk dicatat bahwa supervisi inovatif bukan hanya sekadar mengevaluasi kinerja guru, tetapi lebih kepada pemberdayaan guru untuk berinovasi. Dalam pendekatan ini, kepala sekolah memberikan kebebasan bagi guru untuk mengembangkan metode pembelajaran mereka sendiri, serta mendorong eksperimen dengan teknik-teknik baru dalam pengajaran.
Kepala sekolah berperan sebagai pendukung yang memberikan ruang bagi guru untuk mencoba hal-hal baru, baik itu dalam hal penggunaan teknologi, strategi pengajaran yang kreatif, atau pengembangan materi ajar yang lebih menarik dan interaktif. Kebebasan untuk berinovasi ini sangat penting untuk menciptakan suasana belajar yang tidak monoton dan mendorong guru untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran mereka.
Supervisi inovatif sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah, karena tidak hanya meningkatkan kualitas guru, tetapi juga secara langsung memengaruhi kualitas pembelajaran yang diterima oleh siswa.
Ketika guru merasa didukung dan diberdayakan untuk berkembang, mereka akan lebih termotivasi dan lebih bersemangat dalam mengajar. Hal ini pada akhirnya akan tercermin dalam hasil belajar siswa yang lebih baik. Kepala sekolah yang mampu mengimplementasikan supervisi inovatif tidak hanya menjadi pemimpin yang mengawasi, tetapi juga seorang pemimpin yang menginspirasi dan mendorong kemajuan bagi seluruh warga sekolah.
Melalui pendekatan supervisi yang lebih inovatif ini, diharapkan kualitas pendidikan di sekolah dapat terus berkembang, sejalan dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks.
Kepala sekolah yang berani berinovasi dalam menjalankan supervisi dapat menciptakan lingkungan yang lebih kolaboratif, kreatif, dan dinamis, yang pada gilirannya akan berkontribusi pada kemajuan pendidikan di Indonesia.
Penulis adalah Dosen UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Discussion about this post