Oleh : Eggie Francisco
Pendidikan akan berkaitannya dengan kata perkembangan moral. Perkembangan moral pada peserta didik berkembang dari mengamati sesuatu kemudian menilai apakah perilaku tersebut baik atau buruk. Setelah itu, anak meniru perilaku tersebut dalam bentuk tingkah laku. Akhlak akan berkembang sejak dini. Maka peran orang tua sangat diperlukan dalam membentuk kecerdasan moral anak.
Diasumsikan bahwa orang tua mempunyai kedekatan dengan anak-anaknya. Pengetahuan pertama diterima peserta didik dari orang tuanya. Orang tua pertama-tama memperkenalkan dan mengajarkan nilai-nilai di masyarakat melalui pola asuh. Hal-hal yang pertama kali diajarkan orang tua kepada anaknya, seperti perilaku makan dan minum sendiri, berbicara, duduk, berdiri, berjalan, berlari, menggunakan dan menggerakkan bagian tubuh, membersihkan bagian tubuh dengan mandi, menggosok gigi, mempelajari tata krama, disiplin, membantu. ayah dan ibu, beribadah, dan mampu membedakan perilaku yang baik dan buruk.
Anak yang dilahirkan tidak serta merta bermoral. Namun memerlukan waktu dan proses yang berkesinambungan. Proses ini memerlukan peran orang tua. Orang tua dengan sabar mendidik anak dengan segala keunikannya, seperti memiliki keinginan sendiri, membangkang, berbohong, malas, marah, atau menentang orang tua.
Kondisi seperti ini harus dimanfaatkan oleh orang tua kita dengan membangun komunikasi dan hubungan yang harmonis dengan anak dalam keluarga. Mengajar dan membimbing anak dalam pengembangan moral memerlukan pembiasaan diri. Kebiasaan adalah faktor terpenting dalam pengakuan moral. Secara psikologis, dibutuhkan waktu dan aktivitas yang berulang-ulang dalam belajar. Hal ini disebabkan karena anak usia dini belum mampu memahami perkembangan moral secara teoritis.
Tujuan perkembangan moral pada peserta didik yaitu meliputi kemampuan berperilaku santun, jujur, suka menolong, menghargai, toleran terhadap perbedaan orang lain, sportif, dan menjaga kebersihan. Akhlak merupakan salah satu aspek perkembangan anak usia dini yang penting untuk diperhatikan oleh orang tua.
Perkembangan moral pada peserta didik dapat kita diketahui apabila penalaran, perasaan dan tingkah laku anak mengenai konsep benar dan salah mengalami perubahan, mempunyai kedudukan yang sama pentingnya dengan aspek perkembangan lainnya seperti aspek fisik, motorik, kognitif, sosial emosional. Perkembangan moral pada anak dimulai dari pengetahuannya tentang akhlak. Pengetahuan moral diperoleh anak melalui orang dewasa di sekitar anak.
Oleh karena itu, anak memerlukan sosok figur orang dewasa yang dapat menjadi teladan dalam bertingkah laku baik. Pembinaan moral pada anak dapat dilakukan dengan cara membiasakan perilakunya dan memberikan contoh perbuatan baik yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Cara yang paling efektif dalam menumbuhkan akhlak pada peserta didik adalah dengan memberi keteladanan. Pembentukan moral pada anak yang diperoleh dari orang dewasa akan menjadi dasar pemahaman anak dan penyesuaian diri pada lingkungan.
Perkembangan nilai kecerdasan moral anak berkaitan dengan perkembangan aspek kognitifnya dan akan berkembang seiring dengan tahapan usianya sesuai dengan pola perkembangan moral anak. Adanya keterkaitan antara perkembangan kognitif dengan perkembangan moral telah diakui oleh yang berpandangan bahwa remaja menerapkan aspek kognitif-moral pada dilema moral. Kecerdasan nilai moral yang dimiliki anak akan membantu anak dalam menilai benar dan salah serta berperilaku sesuai aturan yang ada di masyarakat.
Sebab itu, sangat penting untuk mengembangkan kecerdasan moral sejak dini mengingat pada usia dini anak mengalami perkembangan yang pesat. Menumbuhkan kecerdasan moral pada anak usia dini harus memperhatikan tiga ranah, yaitu pengetahuan moral (moral knowing), perasaan moral (moral feeling), dan perilaku moral (moral action). Ketiga ranah tersebut saling berkaitan satu sama lain, karena anak yang mempunyai pengetahuan dan perasaan moral akan mempunyai kesadaran untuk bertindak secara moral
Selama ini pengembangan kecerdasan moral pada anak hanya bertumpu pada pengetahuan moral, sehingga kasus penyimpangan moral sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Adanya kasus penyimpangan moral menunjukkan adanya kemerosotan tatanan nilai moral yang terjadi pada seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
Besar kemungkinannya orang tua dan guru sebenarnya telah melakukan upaya untuk memberikan bimbingan moral kepada anak, namun bimbingan yang diberikan oleh orang tua dan guru hanya sebatas pengetahuan anak mengenai benar dan salahnya perilaku. Misalnya ketika anak melakukan kesalahan, orang tua dan guru akan memberikan nasehat.
Pemberian nasehat yang dilakukan oleh orang dewasa sering kali tidak disertai dengan penjelasan yang kurang mengenai akibat dari kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik, sehingga pemberian nasehat kepada anak cenderung kurang efektif. Oleh karena itu, pemahaman tentang perkembangan kecerdasan moral pada peserta didik sangat diperlukan agar dapat diberikan intervensi yang tepat.
Sekolah masa kini dipandang sebagai tempat yang tepat untuk mengembangkan moral peserta didik seperti, tekanan dan tuntutan ketaatan dari orang-orang yang mempunyai wewenang terhadap anak didiknya. Tekanan dan tuntutan tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk perintah. Padahal, standar moral anak sekolah dasar bergantung pada seberapa besar kepuasan diri yang didapatnya ketika melakukan sesuatu. Mereka akan mempertahankan perilaku tersebut dan mengulanginya jika mereka mendapatkan kepuasan yang tinggi dan akan menghentikan perilaku tersebut jika mereka mendapatkan kepuasan yang buruk.
Kepada peserta didik (anak-anak, generasi penerus) menanamkan nilai ketuhanan, nilai estetika dan etika, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban, akhlak mulia, akhlak mulia agar mencapai kedewasaan dan bertanggung jawab. Salah satu tugas perkembangan yang penting pada masa remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok atau sosial budaya.
Demikian kesimpulan, maka peserta didik harus berperilaku sesuai dengan harapan sosial tanpa dibimbing dan diawasi, didorong, dan diancam dengan hukuman seperti saat masih anak-anak. Remaja diharapkan dapat mengganti konsep-konsep moral masa kanak-kanak dengan prinsip-prinsip moral yang berlaku umum, dan merumuskannya menjadi suatu kode moral yang akan menjadi pedoman dalam berperilaku baik.
Melihat kondisi yang ada, pendidikan moral menjadi kunci utama dalam membentuk kehidupan manusia menuju peradaban dan kepribadian yang karismatik. Dengan adanya ilmu moral peserta didik pengetahuan sekaligus menerapkannya dalam proses pendidikan, baik formal, nonformal maupun informal, maka akan membantu membentuk perilaku dan kepribadian yang bermoral. Perilaku yang menyimpang dan tidak sesuai dengan ajaran agama serta norma dan nilai budaya yang berlaku di lingkungan sosial.
Penulis adalah Mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Discussion about this post