Oleh : Lukito Hari Sediarto, MMA
Pertumbuhan positif pada sektor pertanian khususnya sub sector perkebunan perlu diapresiasi hal ini pemerintah melalui kementerian pertanian terus berupaya dan bekerja bersama dengan petani yang tergabung dalam kelompok tani dalam rangka meningkatkan produksi pada saat pandemi.
Pada pihak petani digerakkan dalam peningkatan produksi dan peningkatan eksport juga perlu dorongan secara optimal. Sebagai Negara tropis dan negara pendominasi penghasil cengkeh terbesar di dunia, negara Indonesia memiliki potensi sangat tinggi sebagai penghasil cengkeh, hal ini bisa dilihat dari data luas pekarangan maupun perkebunan rakyat diseluruh wilayah lokasi sentra tanaman cengkeh.
Direktorat Jenderal Perkebunan Kementrian Pertanian mencatat bahwasannya semenjak tahun 2015-2019 luas lahan untuk tanaman cengkeh selalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Pada tahun 2018 luas lahan perkebunan berkisar 568.892 Ha, dari luas lahan tersebut sebagian besar diusahakan oleh perkebunan rakyat serta dibudidayakan secara monokultur maupun dengan cara tumpang sari.
Pada tahun 2020 angka sementara luas areal tanaman perkebunan cengkeh menunjukkan peningkatan sekitar 0.17 % selain perlu adanya pendataan ulang yang dilakukan petugas kabupaten pemerintah memprogramkan Mengembalikan Kejayaan Rempah Indonesia.
Pada tahun 2018 untuk harga cengkeh kering ditingkat petani kisaran Rp.90.000/Kg dan masih dibawah HPP sekitar Rp.100.000/Kg idealnya petani bisa menjual 120.000/Kg, sedangkan pada tahun 2019 merosot menjadi Rp.70.000/kg.
Bagaimana dengan tahun 2020 situasinya tidak kunjung membaik bahkan pada pertengahan tahun harga di tingkat petani menjadi Rp. 60.000/Kg sedangkan pada tahun 2021 harga cengkeh sudah merambah naik pada kisaran Rp. 115.000/Kg.
Agribisnis mempunyai arti luas yaitu satu kesatuan sistim usaha dari hulu ke hilir berbasis kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan sumber daya alam lainnya dikelola dengan baik dalam mencapai manfaat yang diinginkan.
Budidaya tanaman cengkeh di kabupaten Ponorogo merupakan salah satu penyokong penghasil cengkeh yang cukup besar diwilayah Jawa Timur, sedangkan tanaman ini memonopoli pengkayaan tanaman perkebunan diwilayah pegunungan.
Disinyalir sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu tanaman cengkeh yang ada mengalami penurunan produksi secara signifikan bahkan banyak tidak berbunga lagi, dengan kondisi tersebut petani mulai enggan mengelola kebun cengkehnya bahkan tanaman cengkeh hanya dibiarkan begitu saja, padahal sebelumnya pemupukan selalu dilakukan oleh setiap petani. Permasalahan ini dikarenakan tingkat serangan virus BPKC (Bakteri Pembunuh Kayu Cengkeh) dan eksploitasi daun cengkeh secara berlebihan.
Kebutuhan ekonomi merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi masyarakat secara umum termasuk didalamnya kebutuhan petani cengkeh, untuk mencukupi kebutahan sehari-hari petani hanya mengupayakan lahan yang dimiliki dan dikerjakan oleh semua anggota keluarga. Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo pada Bidang Perkebunan mempunyai kiat dan tugas untuk menyelamatkan keberadan tanaman cengkeh jangan sampai hanya cerita dikemudian hari.
Upaya – upaya yang dilakukan sesegera mungkin dengan merehabilitasi tanaman baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Upaya rehabilitasi dengan cara mengganti tanaman tua dan memperbaiki lahan rusak setiap tahunnya secara terukur, dengan harapan dapat memenuhi permintaan cengkeh setiap tahunnya.
Rehabilitasi tanaman harus dipadukan diantaranya penerapan jenis bibit cengkeh unggul dengan teknik budidaya pemupukan secara berimbang sehingga peningkatan produksi dapat tercapai.
Jenis varietas zanzibar salah satu solusi tepat bagi petani cengkeh, Zanzibar sendiri merupakan jenis cengkeh yang memiliki pertumbuhan normal dan cepat, kualitas bunga yang baik dan tahan terhadap serangan hama penyakit. Jenis cengkeh ini juga cukup beradaptasi terhadap lingkungan yang ekstrim dan kering.
Pemupukan berimbang merupakan salah satu indicator terhadap kelayakan tanaman bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Adapun tujuan dari penggunaan pupuk organic dapat menambah kesuburan tanah, memacu pertumbuhan, dan memperbaiki kerusakan tanaman setelah panen. Pemupukan dapat dilakukan dalam setahun yaitu pada awal musim hujan dan akhir musim hujan dengan cara membuat lubang aplikasi disekeliling pohon dengan jarak sesuai ujung tajuk tanaman.
Pengendalian BPKC saat ini dilakukan baru terbatas pada pengelolaan sanitasi kebun dan eradikasi pada pohon yang mati seluruhnya, tetapi untuk pohon yang mati sebagian belum dilakukan pemotongan dikarenakan petani masih berharap dapat diselamatkan. Pengendalian secara kimiai seperti penginfusan menggunakan antibiotika masih rendah karena setelah penghitungan biaya pengeluaran tidak seimbang dengan hasil yang didapatkan.
Dilain pihak perubahan prilaku petani sudah beralih dengan menjual daun kering kepada pengusaha penyulingan minyak atsiri sekitar perkebunan rakyat, keberadaan penyulingan sementara waktu menjadikan harapan bagi petani cengkeh dengan menurunnya produksi bunga cengkeh, penjualan daun cengkeh sebagai alternative untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kegiatan petani dengan mengumpulkan daun kering cengkeh tanpa batas akan berdampak tanaman cengkeh secara perlahan akan mati. Daun kering disekitar tanaman merupakan mulsa alami dalam menjaga kelembaban tanah sekitar tanaman. Pembinaan dan pendekatan petani pada kelompok tani cengkeh merupakan tanggung jawab pemerintah dan kita bersama supaya fungsi tersebut tetap berjalan sesuai fungsinya sebagai Transfer Knowledge.
Harapan kedepan komoditas cengkeh masih sangat baik, namun daya saing secara kompetitif belum optimal karena produk masih berada pada lost opportunity (sebuah kondisi merugi berasal dari hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan dimasa depan dikarenakan momen tertentu), selain itu komoditas cengkeh kita masih memiliki keunggulan komparatif yaitu didukung sumber daya alam cukup luas maupun sumber daya manusia perkebunan yang produktif.
Secara umum permintaan akan komoditas cengkeh masih tinggi di tingkat nasioanal untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri maupun eksport. Dengan demikian kesejahteraan petani akan tercukupi apabila produksi cengkeh yang dihasilkan dapat terjual dengan harga pembelian maksimal.
Penulis adalah Staff Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo
Discussion about this post